Aku Hanya IRT Biasa, Tapi Aku Bisa !
Hari ini Aku ingin berbagi cerita kepada teman-teman semua... Ini memang bukan kisah yang benar-benar menginspirasi, tapi lebih mirip curahan hati yang (semoga) memotivasi. Hehehe...
Sekitar sebulan yang lalu secara nggak sengaja Aku melihat salah satu postingan teman yang tidak kukenal di Facebook yang berisi tautan sebuah web. Iseng-iseng kubuka link tersebut dan masuklah ke sebuah situs web yang berisi informasi lomba-lomba menulis. Wah, Aku yang sebelumnya nggak pernah kepikira buat sengaja nyari event menulis justru merasa excited banget. Aku fikir kalo mau ikutan lomba nulis harus resmi, datang ke acara, lalu kontes nulis dan diumumkan pemenangnya. Ternyata zaman sekarang nggak perlu se-rempong itu untuk bisa menyalurkan bakat menulis.
Dari sekian banyak informasi yang kudapat dari situs web itu, beberapa lomba dengan tema yang menarik. Aku bookmark di kompiku agar bisa kubaca berulang-ulang mengenai persyaratan dan tema tulisan. Lalu setelah menimbang-nimbang sampailah Aku pada keputusan untuk mengikuti 2 event dari 4 link yang Aku bookmark yaitu godok.id dan vemale.com yang masing-masing mengusung tema berbeda.
Malam itu juga Aku mencari ide tulisan yang sebisa mungkin Aku kuasai temanya. Pertama Aku menggarap tulisan untuk dilombakan di godok.id karena genre-nya bebas alias tidak ditentukan temanya. Tulisan ini berjudul Dimana Anakku?. Menceritakan kisah tetanggaku dan anaknya yang meninggal dalam musibah banjir bandang yang melanda kampung kami beberapa waktu lalu. Aku yang sudah lama tidak menulis pun sedikit kelabakan dalam menyusun kalimat, tapi kubiarkan mengalir saja toh bisa diedit belakangan. Hehe...
Akhirnya tulisanku selesai dalam waktu 2 hari dan langsung kusodorkan kepada suami untuk dibaca dan dikoreksi. Menurut suami sih bagus, tapi aku nggak yakin karena suamiku bukan tipe kutu buku alias paling malas baca. Hahaha... Lalu dengan modal nekat, aku emailkan tulisanku ke redaksi godok.id walaupun nggak berharap banyak, karena aku yakin tulisan orang lain pasti jauh lebih bagus dari karyaku.
Dua hari kemudian aku mendapat email balasan bahwa tulisanku sudah dimuat dilaman web tersebut dan aku dipersilahkan untuk men-share tulisanku sebanyak-banyaknya. Karena ketentuan lomba adalah lima orang peserta dengan jumlah share terbanyak akan masuk penjurian untuk memilih 1 pemenang yang diumumkan diakhir bulan.
Rasa pesimis dan minderku langsung menyeruak saat itu juga, meskipun dibalik itu ada rasa senang yang membuncah tatkala melihat hasil karyaku ditampilkan disebuah situs web orang lain, bukan di blog-ku sendiri. Tapi profesiku yang hanya seorang Ibu Rumah Tangga-lah yang membuatku sedikit minder dan tidak percaya diri. Aku yang hanya lulusan SMK bisa apa? Hehehe...
Satu dua orang teman dekat mulai aku inbox satu persatu, meminta kerelaan hati mereka untuk bantu men-share tulisanku di sosial media. Kuusahakan untuk bicara sewajarnya, agar tak terlihat seperti mengemis, walaupun dalam hati aku sangat berharap mereka bisa men-share lebih banyak lagi. Ternyata respon mereka sungguh diluar dugaan. Beberapa teman yang sewaktu sekolah sering terlihat berkutat diperpustakaan pun memberikan ulasan yang bagus untuk tulisanku. Bahkan ada diantaranya yang menyamakan gaya tulisanku seperti novel tetralogi Laskar Pelangi. Walaupun aku sudah hampir lupa karena terakhir membaca novel Andrea Hirata itu saat aku duduk di bangku SMK.
Alhamdulillah, hari itu juga aku mendapat share yang lumayan banyak. Tapi pertarungan tidak hanya sampai disitu, masih ada waktu setidaknya sampai tanggal 30 April 2017 untuk men-share lebih banyak lagi agar tulisanku bisa masuk penjurian. Sementara itu team godok.id masih terus menayangkan lebih banyak tulisan lagi, Hampir kebanyakan peserta merupakan lulusan sarjana, belum lagi yang masih kuliah, ada peserta yang tinggal diluar negri, bahkan ada juga guru dan dosen. Makin menciutlah nyaliku...
Hampir dua hari sekali aku rutin mengecek jumlah share pada artikelku. Sesekali aku sendiri yang men-share walaupun tidak terlalu sering karena takut memenuhi timeline Facebook orang lain.
Minggu 30 April saatnya sang pemenang diumumkan. Seharian itu aku yang dilanda penasaran sempat berulang kali membuka situs godok.id serta mengecek email dan instagram namun hasilnya nihil. Belum ada pengumuman hingga pada pukul 20.00 malam muncullah notifikasi seseorang yang me-mentionku di IG. Dan ternyataaaa.... kuota internetku keburu habis sebelum aku sempat membukanya.
Setelah mengisi ulang kuota, banyak pesan dan notifikasi yang masuk. Beberapa diantaranya mengucapkan selamat atas keberhasilanku menjadi juara kompetisi menulis itu. Ada satu-dua juga yang menyeret-nyeret statusku sebagai mahmud alias mamah muda. Akhirnya malam itu aku kebanjiran ucapan selamat dari teman-temanku. Walau tentunya aku yang lebih banyak berterima kasih karena berkat share mereka, aku bisa menjuarai lomba ini dengan jumlah share terbanyak.
Sekitar sebulan yang lalu secara nggak sengaja Aku melihat salah satu postingan teman yang tidak kukenal di Facebook yang berisi tautan sebuah web. Iseng-iseng kubuka link tersebut dan masuklah ke sebuah situs web yang berisi informasi lomba-lomba menulis. Wah, Aku yang sebelumnya nggak pernah kepikira buat sengaja nyari event menulis justru merasa excited banget. Aku fikir kalo mau ikutan lomba nulis harus resmi, datang ke acara, lalu kontes nulis dan diumumkan pemenangnya. Ternyata zaman sekarang nggak perlu se-rempong itu untuk bisa menyalurkan bakat menulis.
Dari sekian banyak informasi yang kudapat dari situs web itu, beberapa lomba dengan tema yang menarik. Aku bookmark di kompiku agar bisa kubaca berulang-ulang mengenai persyaratan dan tema tulisan. Lalu setelah menimbang-nimbang sampailah Aku pada keputusan untuk mengikuti 2 event dari 4 link yang Aku bookmark yaitu godok.id dan vemale.com yang masing-masing mengusung tema berbeda.
ilustrasi google.com |
Malam itu juga Aku mencari ide tulisan yang sebisa mungkin Aku kuasai temanya. Pertama Aku menggarap tulisan untuk dilombakan di godok.id karena genre-nya bebas alias tidak ditentukan temanya. Tulisan ini berjudul Dimana Anakku?. Menceritakan kisah tetanggaku dan anaknya yang meninggal dalam musibah banjir bandang yang melanda kampung kami beberapa waktu lalu. Aku yang sudah lama tidak menulis pun sedikit kelabakan dalam menyusun kalimat, tapi kubiarkan mengalir saja toh bisa diedit belakangan. Hehe...
Akhirnya tulisanku selesai dalam waktu 2 hari dan langsung kusodorkan kepada suami untuk dibaca dan dikoreksi. Menurut suami sih bagus, tapi aku nggak yakin karena suamiku bukan tipe kutu buku alias paling malas baca. Hahaha... Lalu dengan modal nekat, aku emailkan tulisanku ke redaksi godok.id walaupun nggak berharap banyak, karena aku yakin tulisan orang lain pasti jauh lebih bagus dari karyaku.
Dua hari kemudian aku mendapat email balasan bahwa tulisanku sudah dimuat dilaman web tersebut dan aku dipersilahkan untuk men-share tulisanku sebanyak-banyaknya. Karena ketentuan lomba adalah lima orang peserta dengan jumlah share terbanyak akan masuk penjurian untuk memilih 1 pemenang yang diumumkan diakhir bulan.
Rasa pesimis dan minderku langsung menyeruak saat itu juga, meskipun dibalik itu ada rasa senang yang membuncah tatkala melihat hasil karyaku ditampilkan disebuah situs web orang lain, bukan di blog-ku sendiri. Tapi profesiku yang hanya seorang Ibu Rumah Tangga-lah yang membuatku sedikit minder dan tidak percaya diri. Aku yang hanya lulusan SMK bisa apa? Hehehe...
Satu dua orang teman dekat mulai aku inbox satu persatu, meminta kerelaan hati mereka untuk bantu men-share tulisanku di sosial media. Kuusahakan untuk bicara sewajarnya, agar tak terlihat seperti mengemis, walaupun dalam hati aku sangat berharap mereka bisa men-share lebih banyak lagi. Ternyata respon mereka sungguh diluar dugaan. Beberapa teman yang sewaktu sekolah sering terlihat berkutat diperpustakaan pun memberikan ulasan yang bagus untuk tulisanku. Bahkan ada diantaranya yang menyamakan gaya tulisanku seperti novel tetralogi Laskar Pelangi. Walaupun aku sudah hampir lupa karena terakhir membaca novel Andrea Hirata itu saat aku duduk di bangku SMK.
Alhamdulillah, hari itu juga aku mendapat share yang lumayan banyak. Tapi pertarungan tidak hanya sampai disitu, masih ada waktu setidaknya sampai tanggal 30 April 2017 untuk men-share lebih banyak lagi agar tulisanku bisa masuk penjurian. Sementara itu team godok.id masih terus menayangkan lebih banyak tulisan lagi, Hampir kebanyakan peserta merupakan lulusan sarjana, belum lagi yang masih kuliah, ada peserta yang tinggal diluar negri, bahkan ada juga guru dan dosen. Makin menciutlah nyaliku...
Hampir dua hari sekali aku rutin mengecek jumlah share pada artikelku. Sesekali aku sendiri yang men-share walaupun tidak terlalu sering karena takut memenuhi timeline Facebook orang lain.
Minggu 30 April saatnya sang pemenang diumumkan. Seharian itu aku yang dilanda penasaran sempat berulang kali membuka situs godok.id serta mengecek email dan instagram namun hasilnya nihil. Belum ada pengumuman hingga pada pukul 20.00 malam muncullah notifikasi seseorang yang me-mentionku di IG. Dan ternyataaaa.... kuota internetku keburu habis sebelum aku sempat membukanya.
doc.astrianpandini |
Ya, antara percaya atau tidak tapi aku sudah berhasil mengalahkan krisis kepercayaan diri dalam diriku. Aku bisa membuktikan bahwa hampir tak ada batasan bagi seseorang untuk berkarya, menyalurkan hobi, dan mengasah bakat asal masih dalam koridor yang wajar serta tidak melupakan tugas utama seorang Ibu Rumah Tangga.
Dalam hal ini hadiah hanyalah bonus dan bentuk apresiasi penyelenggara terhadap tulisanku, tapi yang paling penting adalah aku bisa menemukan kepecayaan diriku kembali untuk terus menulis dan membuatku ingat akan blog yang sudah lama terbengkalai ini.
Dalam hal ini hadiah hanyalah bonus dan bentuk apresiasi penyelenggara terhadap tulisanku, tapi yang paling penting adalah aku bisa menemukan kepecayaan diriku kembali untuk terus menulis dan membuatku ingat akan blog yang sudah lama terbengkalai ini.
Yah, akhirnya postingan demi postingan mulai bersemi di blog sederhanaku ini...
Komentar
Posting Komentar