Jadi Wanita Karir atau Ibu Rumah Tangga?

Selamat siang, Moms....
Diluar lagi hujan nih, iseng-iseng buka blog dan terlintas untuk corat-coret seputar polemik  yang biasa menimpa wanita (ceileehhh). Hmmm, membicarakan masalah pilihan memang nggak mudah. Apalagi jika harus memilih salah satu dari dua pilihan yang sama-sama penting. Salah satunya seperti yang akan saya share dipostingan ini.

"Kerja atau jadi full time mommy ya?"




Kebanyakan wanita akan dibuat kalang kabut oleh dua pilihan diatas, termasuk juga saya saat itu. Wanita yang terbiasa bekerja diluar, biasanya akan sedikit sulit dalam menyesuaikan diri dengan perkerjaan rumah. Apalagi setelah melahirkan, selain harus full mengurus bayi juga harus mengerjakan pekerjaan lainnya seperti mencuci, memasak, ngepel, dsb. Bagi yang mampu mempekerjakan ART tentu semua itu tidak masalah.Lain halnya dengan keluarga yang keuangannya biasa saja, boro-boro menggaji ART buat makan aja pas-pasan.

Moms, sebenernya jadi full time mommy itu melelahkan sekali lho. Lebih capek dari kerja kantoran. Karena full time mommy itu bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu nggak ada libur. Tapi jangan salah, pahala seorang ibu rumah tangga itu luar biasa sekali. Dari mulai mengurus anak, melayani kebutuhan suami, memasak, mencuci, dan lain sebagainya, tidak ada satupun yang sia-sia melainkan diganjar oleh pahala yang besar asal kita ikhlas dalam menjalankannya.

Nah ikhlas ini yang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Bagaimana tidak? Dalam sehari semalam pekerjaan nggak pernah selesai, apalagi kalau anak mulai rewel... Hmmm rasanya dunia sangat kejam! Susah sekali bagi seorang ibu untuk tidak ngomel. Baru aja kerjaan yang satu beres, eh Si Kecil ngacak-ngacak lagi mainan, numpahin susu dilantai, atau malah berantem sama anak tetangga? Oh No!!! Semua itu pasti sering dialami oleh semua ibu rumah tangga dimuka bumi ini.

Sedangkan ibu yang bekerja diluar bisa jadi keadaannya berbeda. Banyak alasan yang melatarbelakangi seorang ibu memutuskan untuk bekerja. Salah satu yang paling umum adalah keinginan untuk memiliki penghasilan sendiri dan membantu keuangan keluarga.

Tidak ada salahnya memang, walaupun dalam Islam sangat ditekankan agar seorang wanita lebih banyak berdiam diri di rumah. Adapun diperbolehkan bekerja asal memenuhi syarat-syarat seperti ; tetap berpakaian syar'i, tidak bercampur baur dengan lelaki bukan mahrom, dan tidak mengabaikan tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga terutama dalam pengasuhan anak.

Namun dewasa ini, sering kita jumpai ibu yang bekerja diluar menyerahkan tugas pengasuhan anak kepada neneknya (ibu atau mertua si ibu) yang (sayangnya) sudah berumur lanjut. Alih-alih menikmati masa tua, sang nenek justru harus mengambil alih tanggung jawab mengurus si kecil. Dimulai dari memandikan, menidurkan, menyuapi, mengantar sekolah sampai menemani bermain.

Disinilah peran penting 'akal sehat dan rasa kemanusiaan' berperan. Ayah bekerja, ibu bekerja, harusnya bisa menyisihkan uang untuk membayar pengasuh, bukannya malah memberatkan orang tua.

Ibu rumah tangga atau ibu berkarir? Lagi-lagi kembalikan pada diri masing-masing. Pertimbangkan lagi dan lagi. Masa depan anak tidak selalu tentang uang yang kita coba kumpulkan, tapi perhatian, pendidikan, kasih sayang dan pengawasan.

Bogor, ditengah hujan lebat




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Kelly Lemon Soap

Perjalanan Khitan Azka (Dengan Metode Sunat Klamp)

Review Kelly Pearl Cream

Review Jafra Gentle Exfoliating Scrub

Ingin Nikah Muda??? Pikirkan Hal Berikut...