Memahami Hakikat Juara
Libur panjang akhir semester telah nampak didepan mata. Hari ini hari terakhir pengambilan raport hasil belajar di semester 1 tahun ajaran 2018-2019.
Doc. astrianpandini |
Pagi hari pukul 10.00 saya bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Bersama Azka, anak sulung saya dan adiknya yang baru berumur 4 bulan. Jarak dari rumah ke sekolah tidak begitu jauh, hanya sekitar 5 menit saja.
Perlahan saya dorong kereta bayi menuju ke sekolah. Perasaan seperti biasa, ya memang biasa-biasa saja 😆 Bukan tidak antusias, tapi saya seperti bisa membayangkan bagaimana hasil belajar Azka di tahun pertama bangku TKA ini.
Anak laki-laki, yang dirumah lebih sering nongkrong didepan komputer, yang kalau main HP sampai lupa waktu, yang banyak 'drama' saat mengerjakan PR. Yah, sepertinya sudah bisa ditebak bahwa hasil belajarnya pun tidak akan se-amazing yang orangtua lainnya harapkan.
Lalu, apa saja yang saya lakukan dirumah? Apakah saya tidak membantunya belajar? Atau saya membiarkannya melakukan apapun yang ia inginkan?
Tidak semudah itu, Esmeralda !
Semenjak kami memutuskan untuk menyekolahkannya di TPA, saat itu umurnya baru 4 tahun, hidup saya berubah menjadi semakin banyak drama. Membujuk anak untuk mengerjakan PR ternyata berkali lipat lebih sulit daripada mengajarinya mengaji.
Baik, anak saya sangat sulit dalam urusan tulis menulis. Tulisannya rapi dan dapat dibaca, huruf alfabet dan hijaiyah dia sudah tahu. Tapi, dia sedikit 'kurang rajin' sampai-sampai PR 10 nomor saja baru akan selesai dalam waktu 1 jam bahkan lebih (saking lamanya dan banyak drama)
***
Lima menit berjalan kaki, sampailah kami di sekolah yang sudah ramai didatangi para orang tua murid. Saat semua sudah berkumpul, terlebih dulu saya memberikan laporan keuangan (kas) kelas. Dilanjutkan dengan sambutan dan evaluasi belajar oleh wali kelas Al-Mu'min yaitu ibu Sahilatul Mufidah.
Banyak hal yang disampaikan oleh ibu guru terkait proses belajar mengajar termasuk kendala yang seringkali dihadapi. Secara garis besar, semua siswa sudah menguasai calistung (membaca, menulis dan berhitung) mulai dari level 'bisa' sampai level 'mahir'. Begitulah kira-kira.
Hafalan hadits, surah pendek, do'a sehari-hari sampai bacaan shalat secara umum semua sudah hafal meskipun beberapa anak masih harus dibantu dan wajib mengulang hafalan di semester berikutnya.
Yah, setidaknya saya merasa sedikit lega karena sejauh ini Azka tidak tertinggal oleh teman-teman lainnya.
Sampai akhirnyaaaa, Azka dinyatakan sebagai peringkat ke-2 dari 24 siswa di kelas Al- Mu'min.
Apaahhh ??!!!
Bagaimana bisa???
Sabar, Marimar.... Nanti akan kuceritakan asal muasalnya 😆
Bogor, 17 Desember 2018 - dengan perut keroncongan.
Komentar
Posting Komentar